Pelajaran Hemat Dari Tradisi Ampa Fare

Posted by Farah PinkQueenzza 09.14, under | No comments

Leluhur orang Bima telah mewariskan tatanan nilai dan kearifan lokal kepada generasinya. Kearifan itu tidaklah tertulis dalam buku-buku sejarah, tetapi tercecer secara turun temurun dan menjadi konvensi hidup masyarakat Bima selama berabad-abad lamanya. Salah satu warisan nilai dan kearifan itu adalah Tradisi Ampa Fare atau mengangkat Padi ke Lumbung yang digelar bertepatan dengan Festival Kuda Bima pada awal Desember 2010 di kompleks Uma Lengge Desa Maria Kecamatan Wawo. Kegiatan ini digelar dalam rangka HUT NTB ke-52 dan Menyambut Visit Lombok And Sumbawa 2012.
Tradisi Ampa Fare di Jompa atau Lengge ( Lumbung) memberikan pelajaran kepada kita terutama kaum ibu untuk berhemat dan mampu mengukur persediaan bahan makanan untuk kebutuhan keluarga. Dalam tradisi ini diajarkan bahwa seorang ibu rumah tangga hanya diperkenankan mengambil padi dan palawija lainnya di atas lumbung sekali dalam seminggu. Hal ini berarti bahwa seorang ibu rumah tangga harus dapat memperkirakan kebutuhan makanan keluarga selama satu minggu. Misalnya padi dibutuhkan berapa ikat, berapa biji umbi-umbian, berapa biji jagung serta bahan makanan lainnya.
Sebalikya bagi ibu rumah tangga yang mendatangi lumbung lebih dari sekali dalam seminggu akan menanggung malu karena dicap sebagai ibu rumah tangga pemboros. Disamping itu, ibu rumah tangga juga tidak diperkenankan  membelanjakan atau menjual padi untuk keperluan lain karena ada keyakinan bahwa padi akan menangis jika hal itu dilakukan. Ada cerita turun temurun bahwa padi sebagai Ruma Nawa atau sumber kehidupan tidak boleh ditukar atau dijual.
Pada masa lalu, padi disimpan di Uma Lengge atau Jompa adalah untuk kebutuhan satu tahun mengingat kondisi dan keadaan iklim di Bima-Dompu merupakan daerah tadah hujan, dan hanya mengandalkan hasil panen sekali setahun. Disamping itu, penyimpanan padi di atas Uma Lengge dihajatkan untuk meminimalisir resiko kerugian apabila dilanda bencana kebakaran. Apabila Rumah Tempat Tinggal terbakar, maka padi sebagai bahan makanan pokok tidak ikut terbakar, demikian pula jika Lengge atau atau Jompa terbakar, maka pemukiman tidak ikut terbakar. Oleh karena itulah, kompleks Uma Lengge di Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima dibangun agak jauh dari pemukiman penduduk.
Penyimpanan padi atau palawija di atas Lengge tentu juga memperhatikan kapasitas Uma Lengge Atau Jompa. Oleh karena itu, di atas Lengge telah diatur sedemikian rupa ruang-ruang untuk penyimpanan padi, jagung, Witi (Jewawut), Lere (Jali-Jali) serta Latu ( Gandum ). Satu Lengge biasanya berisi Sajala Fare ( atau seribu ikat Padi), Santari Jago( 200 biji Jagung), Jewawut, Jali-Jali, serta gandum secukupnya. Stok ini adalah kebutuhan untuk satu tahun. Karena pada masa lalu,panen hanya dilakukan sekali dalam setahun. Biasanya, kebutuhan stok itu mampu dilakukan sampai pada musim panen berikutnya.
Dalam Tradisi atau upacara Adat Ampa Fare, prosesinya diawali dengan pengumpulan dan perhitungan padi dan palawija yang akan disimpan di atas Uma Lengge.Upacara diawali dengan Doa Salama atau pembacaan Doa selamat untuk memohon kepada Tuhan semoga padi yang disimpan di Lengge dalam keadaan aman. Doa dimpimpin oleh tokoh agama atau ulama setempat. Setelah itu, prosesi Ampa Fare dimulai yang diawali pelemparan padi ke atas lumbung yang biasanya dilakukan oleh kepala desa atau tetua adat. Setelah itu diikuti oleh anggota keluarga dan masyarakat. Sementara di atas Uma Lengge ada satu orang yang menerima lemparan padi tadi dan mengatur posisi padi atau palawija di atas Uma Lengge supaya posisinya teratur dan tertata rapi.
Pada masa lalu, Upacara Ampa Fare dilaksanakan secara  gotong royong dan berlangsung di kompleks Uma Lengge Maria ini. Kebersamaan dan pelajaran Hemat yang terkandung dalam tradisi ini  sesungguhnya masih relevan untuk diterapkan pada masa kini. Momentum ini disamping dihajatkan untuk promosi wisata budaya di daerah Bima, ternyata menyimpan tatanan nilai dan kearifan lokal yang harus terwawrisi sampai kapanpun.

0 komentar:

Posting Komentar